Mengenal Hati
Semua orang pernah mendengar mengenai hati, tapi sangat
jarang yang benar-benar mengenal hati. Padahal, hati adalah bagian diri kita;
sama seperti kaki, tangan, otak, dan organ-organ tubuh lain. Bagi kita manusia,
hati memiliki fungsi yang spesial, yang memungkinkan kita menjalani hidup di
dunia seperti seharusnya sesuai rancangan Sang Pencipta.
Kita sudah tahu bahwa fungsi kaki adalah untuk berjalan;
tangan untuk memegang; otak untuk berpikir, merancanakan, mengontrol jalannya
‘mesin’ tubuh. Namun, tahukah kita apakah itu fungsi hati?
Hati, seperti yang kita sudah ketahui, adalah pusat dari
perasaan. Kita dapat merasa, menyadari, mengalami, dengan menggunakan hati.
Tetapi, jika bicara mengenai perasaan, sesungguhnya, hati adalah pusat dari perasaan
yang masuk pada golongan emosi tinggi yaitu rasa indah, rasa tenang, rasa
damai, rasa nyaman, rasa bahagia. Sehingga, hati adalah kunci dari hubungan
sosial dengan sesama dan hubungan spiritual dengan Sang Pencipta. Karena rasa
yang sejati, tercermin dari kualitas hubungan tersebut.
Ada beberapa kutipan-kutipan mengenai keindahan dan
pentingnya hati :
- Hal-hal terbaik dan terindah di dunia tidak dapat dilihat atau disentuh, semuanya harus dirasakan dengan hati. Keindahan yang abadi adalah keindahan dari hati.
- Visi Anda hanya akan jelas apabila Anda melihat ke dalam hati Anda. Siapapun yang melihat ke luar, hanyalah bermimpi. Siapapun yang melihat ke dalam, adalah sadar.
- Mendidik pikiran tanpa mendidik hati adalah sama sekali bukan pendidikan.
- Ke mana pun Anda pergi, pergilah dengan seluruh hati Anda.
- Hanya sedikit yang melihat dengan mata dan merasakan dengan hatinya sendiri.
- Hanya dengan hati, seseorang dapat melihat dengan jelas dan benar, karena arti-arti terdalam tidak terlihat oleh mata.
- Salah satu cara belajar adalah melalui hati, bukan melalui mata atau intelek.
- Cara itu tidak di langit. Cara itu ada di dalam hati.
- Dalam berdoa, lebih baik menggunaka hati tanpa kata-kata daripada menggunakan kata-kata tanpa hati.
- Ada cahaya yang bersinar dibalik segala sesuatu di bumi, di balik kita semua, di balik surga yang tertinggi. Itulah cahaya yang bersinar di dalam hati kita.
- Penjara yang paling buruk adalah hati yang tertutup.
- Tanpa hati yang terbuka, kekayaan hanyalah pengemis yang tidak berarti.
Saat membaca kutipan-kutipan tersebut, ada rasa akrab dan
rasa seperti telah mengetahui kutipan tersebut meskipun tidak pernah belajar
atau mengikuti figur atau cerita mereka. Bagian yang merasakan hal itu adalah
hati.
Sejumlah orang biasanya sulit dan bahkan tidak mungkin
tersenyum lepas atau merasakan ketenangan dan kedamaian sejati dalam kehidupan
sehari-hari mereka. Jika mengabaikan hati, maka mungkin saja kita masih dapat
mencapai kesuksesan dan materi duniawi, namun ketenangan dan kebahagiaan akan
selalu tetap berada di luar jangkauan.
Saat kita membuka hati dan menggunakan hati dengan tepat,
akan kita temukan bahwa kepuasan dan kesenangan datang bersamaan dalam satu
paket dengan kekayaan; yang akan membantu kita untuk menikmati segala sesuatu
dengan lebih baik lagi dan dengan perspektif nyata. Kita juga akan berbagi
kebahagiaan dengan orang-orang di sekitar kita dengan lebih lepas, dan
menciptakan lingkungan yang mendorong dan mendukung ketenangan dan kedamain.
Hati dan Otak
Hati dan otak adalah dua piranti kehidupan yang kita
peroleh, dimana hati adalah piranti utama untuk kehidupan yang utuh dan
berarti.
Selama ini kita terbiasa menggunakan otak untuk hampir semua
aktivitas, menyelesaikan persoalan, berhubungan antar sesama manusia,
menghadapi tantangan, dan merespon situasi/kondisi di sekitar kita. Inilah yang
menjadi sumber stres, ketidakbahagiaan, ketidakpuasan, kekuatiran, kejengkelan,
dan hal-hal negatif lainnya; yang berujung pada pencarian kebahagiaan serta
kepuasan yang semu dan sesaat. Itulah ciri-ciri di mana saat kita hanya
menggunakan otak. Dengan lebih mengutamakan hati daripada otak, hal-hal negatif
tersebut akan berganti dengan perasaan khas hati yang indah, tenang, damai,
nyaman, dan bahagia.
Dengan mengenali hati, kita bisa memanfaatkan hati untuk
perbaikan segala aspek kehidupan seperti kesehatan fisik, mental, emosional,
sosial, dan spiritual.
Membuka Hati
Untuk dapat memanfaatkan hati, kita perlu belajar dan
berlatih untuk menggunakannya. Sama persis saat kita belajar untuk menggunakan
kaki untuk merangkak, berdiri, berjalan, berlari; tangan untuk menyentuh,
meraba, menggenggam, memegang, menjumput. Kita perlu mengasahnya seperti halnya
kita mengasah otak dengan mempelajari beberapa ilmu pengetahuan; mulai dari TK,
SD, SMA, sampai pendidikan lanjutan. Jika biasanya kita menyehatkan tubuh
dengan olah raga, mencerdaskan otak dengan olah pikir, kita bisa memperkuat
hati dengan olah rasa.
Menggunakan dan memanfaatkan hati adalah suatu keterampilan;
yang dapat dilakukan kapanpun, dimanapun, untuk berbagai aktivitas sehari-hari.
Keterampilan ini dapat dipelajari oleh siapapun, tidak memandang usia,
laki-laki, perempuan, agama, suku, dan lain lain; karena bersifat sangat
universal dan caranya juga sangat sederhana.
Bersyukur juga menjadi salah satu cara menjaga hati.
Seseorang yang cenderung kufur nikmat biasanya hatinya tidak akan tentram.
Mudah iri dengan kenikmatan orang lain dan selalu merasa dirinya kurang. Bahkan
tak jarang melakukan hal-hal yang dilarang agama guna melimpaskan nafsunya
semata. Sebaliknya jika kita mampu bersyukur maka insyaAllah hati akan terasa
lapang dan terjaga dari penyakit.
Sebagai umat manusia, sudah menjadi kewajiban kita untuk
menjaga hati dari sifat-sifat tercela, seperti dengki, iri, sombong, putus asa
dan sebagainya. Tentunya menjaga hati bukanlah perkara mudah. Pada dasarnya,
hati manusia sifatnya mudah berbolak-balik. Apabila kita sanggup menjaga hati
tetap bersih maka insyaAllah segala perbuatan kita juga akan baik. Sebaliknya,
jika hati telah rusak (dalam artian kotor, menyimpan banyak penyakit) maka
rusaklah semua diri kita.
Dengan memanfaatkan hati; kita akan lebih sehat,
tenang, produktif, kreatif, serta memiliki hubungan yang lebih baik lagi dengan
sesama dan Tuhan YME, sehingga keindahan hidup semakin terasa.