Jangan menilai orang lain hanya sebatas luarnya, hanya sebatas
penampilannya, dan hanya sebatas cuplikan hidupnya sesaat. Karena buruk
dimatamu belum tentu buruk dimata orang lain.
Jangan menilai orang dari rupanya. Karena Rasulullah melihat si
pendek tak menawan; Julaybib r.a dikejar kejar oleh para bidadari surga.
Berilah
kesempatan seseorang untuk berubah. Karena seseorang yang hampir
membunuh Rasulpun kini terbaring disebelah makam beliau; Umar bin
Khattab.
Jangan melihat seseorang dari masa
lalunya. Seseorang yang pernah berperang melawan agama Allahpun akhirnya
menjadi pedang-nya Allah; Khalid bin Walid.
Jangan
memandang orang dari status dan hartanya. Karena sepatu emas fir'aun
berada di neraka, sedangkan sandal jepit; Bilal bin Rabah terdengar di
surga.
Yang terlihat oleh matamu belum tentu benar, sebab penampilan luar
semata kadang mengecoh, maka hati-hatilah menaruh prasangka tentang
hidup seseorang agar hidupmu tak terjerumus pada hal-hal yang merugikan,
seperti halnya berprasangka buruk, menvonis, dan menfitnah.
Sederhana bukanlah miskin.
Hemat bukanlah kikir.
Dermawan bukanlah boros.
Glamour dan Mewah belum tentu kaya,
tetapi jika hati kita murah berbagi,
ringan membantu sesama,
itulah kaya yg sebenarnya
Jangan menilai orang dari harta(kekayaan), penampilan, ataupun kondisi
fisik. Semua orang itu sama dan yang membedakan hanya ketaqwaan kepada
Allah swt.
Jangan menilai orang dari cerita yang kita dengar dari orang lain, karena itu hanya cerita yang diceritakan ulang.
Ibarat orang-orang yang memakan makanan hambar yang ditaburi bumbu
sesuai selera penikmatnya. Orang yang membubuhkan garam berlebih, akan
mengatakan makanan itu asin ketika menceritakannya pada orang lain.
Orang yang menaburkan bubuk cabai, akan bercerita kalau rasa makanannya
pedas. Orang yang tidak menambahkan bumbu apapun akan mengatakan makanan
itu tidak ada rasanya.
Seperti
halnya sebuah buku yang di film-kan, kadang isi ceritanya tidak semuanya
sesuai dengan isi bukunya. Kadang ada adegan yang ditayangkan padahal
tidak terdapat dalam buku. Kadang sebuah adegan penting dari buku
seharusnya ditampilkan, tapi malah ditiadakan.
Jadi, jangan hanya menilai orang dari cerita yang disampaikan orang
lain jika tanpa bukti dan dasar yang jelas untuk bisa dipercaya. Karena
itu hanya cerita yang diulang-ulang dan berpindah dari mulut ke mulut
tanpa bukti yang jelas.